INDAHNYA TA'ARUF SECARA ISLAMI
Hay hay hayyyyy para pembaca
setia saya, perkenalkan nama saya Ade Nur Aeni umur saya 15 tahun dan seperti
remaja umumnya saya pun pernah merasakan apa itu jatuh cinta. Tetapi untuk
urusan pacaran saya tidak berani karena apa? yang pertama pacaran itukan jelas-jelas di larang agama, dan yang kedua
menurut saya pacaran itu tidak ada gunanya, Cuma menghabiskan waktu muda dengan
sia-sia. Lebih baik di gunakan untuk memperbanyak amal sholeh.
Dan saya pun heran terhadap
remaja sekarang, mereka begitu berani saling bertatapan mata pada seorang yang
bukan muhrimnya. Apalagi sampai ada remaja putri yang hamil di luar nikah.
Sungguh miris hidup di zaman sekarang. Dan kali ini saya akan membahas tentang Indahnya Ta’aruf.
Ta'aruf adalah kegiatan
bersilaturohim yang secara syar'i memang diperintahkan oleh Rasulullah
Shalallahu alaihi wasalam bagi pasangan yang ingin "Menikah". Banyak
orang-orang yang berniat ta’aruf, namun dalam prakteknya mereka berbuat
aktivitas seperti layaknya orang "Pacaran", sehingga niat menikah pun
menjadi tertunda gara-gara mereka sudah merasa dekat, dan mereka puas dengan
kedekatan itu sehingga tidak jadi memikirkan ke arah pernikahan.
Adapun Ta'aruf yang benar secara
syar'i itu :
Pertama , ta’aruf itu sebenarnya
hanya untuk penjajagan sebelum menikah . Jadi kalau salah satu atau keduanya
nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang
pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga
kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya
Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja,
mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua , ta’aruf itu lebih fair.
Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing
baik kebaikan maupun keburukannya . Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok,
misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan
kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya,
seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya.
Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang
mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak
bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya
semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu
(sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki
biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari
minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh) he he he.
Ketiga , dengan ta’aruf kita bisa
berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya . Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak
telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini
kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang
sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya.
Bukankah sia-sia belaka?
Keempat , melalui ta’aruf kita
boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan . Kalau ada hal-hal yang
cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan
memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan
dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk
cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka
memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak
menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima , kalau memang ada
kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah
tidak terlalu lama . Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina
termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan ”digantung” pada pihak
perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah
Rasulullah yaitu menikah.
Keenam , dalam ta’aruf tetap
dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan . Biasanya ada pihak
ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil
yang artinya kita terhindar dari zina.
Nah ternyata ta’aruf banyak
kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, …kita mau
mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan,
mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya...
Semoga dengan menjalankan
kiat-kiat Ta'aruf secara Islami, Insya Alloh akan terbentuk Rumah Tangga
"Sakinah Mawaddah Warohmah" yang menjadi dambaan setiap keluarga
Muslim baik di Dunia maupun di Akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar