Minggu, 24 April 2016

REMAJA DAN JATI DIRI

REMAJA DAN JATI DIRI
---------------------------
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa. Mereka akan berkumpul dan bergaul diantara mereka yang sebaya. Membentuk komunitas sendiri, tidak berkumpul dengan orang yang sudah dewasa juga tidak bermain dengan kanak-kanak lagi.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang banyak mencari jatidiri. Masa untuk menunjukkan eksistensi diri mereka. Untuk mendapatkan pengakuan atau agar dianggap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat mereka melakukan beberapa macam hal. Ada yang positif, misalnya dengan aktif menjadi remaja masjid, membina TPA, di sekolah dengan aktif di OSIS, Pramuka, Rohis Sekolah dan lain-lain. Tapi ada juga yang mencari sensasi dengan melakukan tindakan yang negatif yang dapat menyababkan keresahan dalam masyarakat, dari yang ringan sampai yang berat, misalnya mencuri barang milik tetangga, mencotek saat ujian, tawuran, pergaulan bebas (free sex), kebut-kebutan di jalan, pornografi dan pornoaksi, penyalah-gunaan narkoba, mabuk-mabukan.
Tindakan yang negatif yang dilakukan oleh para remaja di tengah-tengah masyarakat sering disebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah perbuatan yang merupakan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran di dalam masyarakat (Zakiah,1982:35-36 ). Masa remaja sebenarnya adalah masa terindah yang tidak akan terulang kembali. Namun sayang, banyak dari remaja yang justru membuang kesempatan emas itu. Mereka lebih asyik dengan hal-hal yang negatif.
Kenakalan remaja dengan di tengah-tengah masyarakat akan meresahkan anggota masyarakat. Banyak orang tua yang merasa kuatir tentang perkembangan anaknya, terutama anak usia remaja, pada usia ini, anak-anak mulai ingin diakui sebagai seseorang, mereka sedang mengalami transisi dari anak - anak menuju dewasa hal ini sering disebut dengan istilah “Pencarian Jati Diri” Remaja mulai ‘Show Off’, ingin menunjukkan kepada dunia kalau dirinya ‘eksis. Hal ini bisa berakibat fatal, apabila para orang tua kurang mendekatkan diri dengan anaknya. Inilah yang sering kita sebut sebagai ‘Anak Kurang Perhatian’. Mereka biasanya akan mencari perhatian diluar rumah.Pada usia ini, mereka biasanya akan mencari perhatian, mereka akan mulai mencoba “Dunia baru” yang bisa mereka jajaki dan mereka anggap hebat.
Kenakalan remaja terjadi karena adanya salah pergaulan, bisa juga dari bacaan, tontonan, atau mengidolakan idola yang tidak tepat. Padahal jika sudah mengidolakan seseorang, misalnya artis, mereka akan mengikuti tindak-tanduk orang yang diidolakan, dan kebanyakan kurang layak untuk ditiru. Televisi yang banyak menayangkan hal-hal yang tidak layak ditayangkan, misalnya tawuran, pacaran, mencuri, membunuh, memperkosa, mabuk-mabukan, pesta narkoba dan lain-lain yang seolah-olah menjadi ide bagi remaja sebagai suatu jalan untuk mencari identitas diri dan sebagai jalan mengobati stres.
Untuk meminimalisir bahkan menghindari banyaknya tindakan kenakalan remaja, maka orang tualah yang paling banyak berperan. Orangtua seharusnya memperhatikan bagaimana pergaulan anak-anaknya. Membatasi pergaulan mereka, tapi tidak dalam artian terlalu ketat, hingga mereka tidak berinteraksi dengan dunia luar. Menjalin komunikasi yang efektif dengan anak-anaknya, membiasakan sikap saling terbuka, sering mengajak berdiskusi dengan mereka mengenai hal-hal yang berhubungan dunia remaja.
Orangatua sebaiknya jangan pernah merasa tabu dan enggan untuk memberikan informasi-informasi yang menyangkut masalah seksualitas. Agar mereka tidak mencari informasi ditempat yang salah, yaitu mendorong anak remaja mencari akses informasi lain. Akses untuk mendapatkan informasi melalui situs-situs porno di internet, majalah- majalah dan video-video pornografi, bahkan sekarang telepon genggampun bisa menjadi sarana penyebaran.
Sebagai orang tua, tentu saja menginginkan mempunyai anak-anak yang baik, dan menjadi kebanggaan orang tua. Tidak ada yang menginginkan kegagalan dalam perkembangan anak-anak, maka suatu kewajiban bagi orang tua untuk selain memberikan bekal informasi dan pengetahuan yang benar, juga membekali mereka dengan pendidikan moral dan agama, agar terbentuk menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi luhur selain berilmu tinggi, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Yang paling penting dari peran orangtua dalam hal ini adalah mendorong dan memfasilitasi anak-anak remajanya untuk mengahadapi masa depan di dunia dengan memberikan pendidikan yang memadai dan masa setelah dunia dengan meningkatkan pemahaman agama dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat nasihat Albert Einstein (1879-1955): “Religion without science is lame, Science without religion is blind”. (Agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh Ilmu pengetahuan tanpa agama, akan buta) maka penting bagi kita orang tua membekali puta-putri dengan akhlak yang baik, karena dengan pengetahuan dan ilmu yang tinggi, seseorang bisa menjadi manusia jenius. Percuma jika para remaja kita cerdas dalam berpikir, tetapi moralnya rusak, karena yang akan muncul adalah kehancuran dan kebobrokan moral masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar