REMAJA DAN JATI DIRI
---------------------------
Masa remaja
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang
dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11
atau 12 sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Remaja
tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk
golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa.
Mereka akan berkumpul dan bergaul diantara mereka yang sebaya. Membentuk
komunitas sendiri, tidak berkumpul dengan orang yang sudah dewasa juga
tidak bermain dengan kanak-kanak lagi.
Masa remaja adalah masa
dimana seseorang banyak mencari jatidiri. Masa untuk menunjukkan
eksistensi diri mereka. Untuk mendapatkan pengakuan atau agar dianggap
keberadaannya di tengah-tengah masyarakat mereka melakukan beberapa
macam hal. Ada yang positif, misalnya dengan aktif menjadi remaja
masjid, membina TPA, di sekolah dengan aktif di OSIS, Pramuka, Rohis
Sekolah dan lain-lain. Tapi ada juga yang mencari sensasi dengan
melakukan tindakan yang negatif yang dapat menyababkan keresahan dalam
masyarakat, dari yang ringan sampai yang berat, misalnya mencuri barang
milik tetangga, mencotek saat ujian, tawuran, pergaulan bebas (free
sex), kebut-kebutan di jalan, pornografi dan pornoaksi, penyalah-gunaan
narkoba, mabuk-mabukan.
Tindakan yang negatif yang dilakukan oleh
para remaja di tengah-tengah masyarakat sering disebut dengan kenakalan
remaja. Kenakalan remaja adalah perbuatan yang merupakan penyelewengan
norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran di dalam
masyarakat (Zakiah,1982:35-36 ). Masa remaja sebenarnya adalah masa
terindah yang tidak akan terulang kembali. Namun sayang, banyak dari
remaja yang justru membuang kesempatan emas itu. Mereka lebih asyik
dengan hal-hal yang negatif.
Kenakalan remaja dengan di
tengah-tengah masyarakat akan meresahkan anggota masyarakat. Banyak
orang tua yang merasa kuatir tentang perkembangan anaknya, terutama anak
usia remaja, pada usia ini, anak-anak mulai ingin diakui sebagai
seseorang, mereka sedang mengalami transisi dari anak - anak menuju
dewasa hal ini sering disebut dengan istilah “Pencarian Jati Diri”
Remaja mulai ‘Show Off’, ingin menunjukkan kepada dunia kalau dirinya
‘eksis. Hal ini bisa berakibat fatal, apabila para orang tua kurang
mendekatkan diri dengan anaknya. Inilah yang sering kita sebut sebagai
‘Anak Kurang Perhatian’. Mereka biasanya akan mencari perhatian diluar
rumah.Pada usia ini, mereka biasanya akan mencari perhatian, mereka akan
mulai mencoba “Dunia baru” yang bisa mereka jajaki dan mereka anggap
hebat.
Kenakalan remaja terjadi karena adanya salah pergaulan,
bisa juga dari bacaan, tontonan, atau mengidolakan idola yang tidak
tepat. Padahal jika sudah mengidolakan seseorang, misalnya artis, mereka
akan mengikuti tindak-tanduk orang yang diidolakan, dan kebanyakan
kurang layak untuk ditiru. Televisi yang banyak menayangkan hal-hal yang
tidak layak ditayangkan, misalnya tawuran, pacaran, mencuri, membunuh,
memperkosa, mabuk-mabukan, pesta narkoba dan lain-lain yang seolah-olah
menjadi ide bagi remaja sebagai suatu jalan untuk mencari identitas diri
dan sebagai jalan mengobati stres.
Untuk meminimalisir bahkan
menghindari banyaknya tindakan kenakalan remaja, maka orang tualah yang
paling banyak berperan. Orangtua seharusnya memperhatikan bagaimana
pergaulan anak-anaknya. Membatasi pergaulan mereka, tapi tidak dalam
artian terlalu ketat, hingga mereka tidak berinteraksi dengan dunia
luar. Menjalin komunikasi yang efektif dengan anak-anaknya, membiasakan
sikap saling terbuka, sering mengajak berdiskusi dengan mereka mengenai
hal-hal yang berhubungan dunia remaja.
Orangatua sebaiknya jangan
pernah merasa tabu dan enggan untuk memberikan informasi-informasi yang
menyangkut masalah seksualitas. Agar mereka tidak mencari informasi
ditempat yang salah, yaitu mendorong anak remaja mencari akses informasi
lain. Akses untuk mendapatkan informasi melalui situs-situs porno di
internet, majalah- majalah dan video-video pornografi, bahkan sekarang
telepon genggampun bisa menjadi sarana penyebaran.
Sebagai orang
tua, tentu saja menginginkan mempunyai anak-anak yang baik, dan menjadi
kebanggaan orang tua. Tidak ada yang menginginkan kegagalan dalam
perkembangan anak-anak, maka suatu kewajiban bagi orang tua untuk selain
memberikan bekal informasi dan pengetahuan yang benar, juga membekali
mereka dengan pendidikan moral dan agama, agar terbentuk menjadi manusia
yang berakhlak dan berbudi luhur selain berilmu tinggi, karena keduanya
tidak dapat dipisahkan. Yang paling penting dari peran orangtua dalam
hal ini adalah mendorong dan memfasilitasi anak-anak remajanya untuk
mengahadapi masa depan di dunia dengan memberikan pendidikan yang
memadai dan masa setelah dunia dengan meningkatkan pemahaman agama dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat nasihat
Albert Einstein (1879-1955): “Religion without science is lame, Science
without religion is blind”. (Agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh
Ilmu pengetahuan tanpa agama, akan buta) maka penting bagi kita orang
tua membekali puta-putri dengan akhlak yang baik, karena dengan
pengetahuan dan ilmu yang tinggi, seseorang bisa menjadi manusia jenius.
Percuma jika para remaja kita cerdas dalam berpikir, tetapi moralnya
rusak, karena yang akan muncul adalah kehancuran dan kebobrokan moral
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar