Minggu, 24 April 2016

REMAJA ‘GAUL’ DALAM PANDANGAN ISLAM

REMAJA ‘GAUL’ DALAM PANDANGAN ISLAM



Gaul, sering di identikan dengan mengikuti perkembangan jaman yang dianggap mutakhir. Baik itu cara berpenampilan (Fashion Style), gaya rambut (Hair Style), gaya berbicara dan berbahasa (Linguistic style) dan sebagainya yang di anggap moderen dan ter-anyar. Penampilan misalnya, dikatakan ‘udah gaul’ jika memenuhi pra-syarat sebagai berikut; dimulai dari ujung rambut ampe ujung kaki penampilannya Ngorea abis, Boyband punya, Rokers bangetz, Seleb be ge te dan sebagainya. Punya Gadget terbaru, layarnya toch-skrin, maen Be-be-eman, atau android. Kalo ngomong, selalu merujuk kamus Lebay bin Alay. Ciyus, Miapa, kamseupay dan sebagainya. Benarkah itu ‘satu-satunya’ ukuran GAUL Sob? Coba deh di cros-check ulang!
Jika kita merujuk dalam kamus istilah, pada dasarnya GAUL diartikan dengan sebuah sikap yang tidak tertutup untuk melakukan interaksi dengan apapun dan siapapun. Namun, yang menjadi masalah bagi kita selama ini adalah ‘ukuran’ dalam menimbang sesuatu itu dah gaul atau belom gaul. Karena kelirunya selama ini, orang hanya mengukur sesorang itu dah Gaul jika mengikuti hal-hal yang tadi diutarakan diatas. Padahal, GAUL ternyata nggak melulu harus ngekor ke potret gaya hidup orang Amerika, Korea ataupun Eropa. Nah terus kemana?
Bagi kita remaja Islam, tentunya kita tidak boleh serampangan dalam menerima dan mengaplikasikan sesuatu yang datang dari luar (Islam). Terlebih hal-hal yang belum tentu baik menurut ajaran Islam. Kenapa? Karena Islam telah mengajarkan kita bagaimana menjadi Remaja Islam yang Gaul. Ukurannya jelas, bukan gaya hidup dan cara pandang yang datang dari orang Amerika, Korea ataupun Eropa. Meskipun nggak semua yang datang dari mereka buruk. Ukurannya bagi kita, ya pastinya Islam. Karena kita ‘orang Islam’ alias Muslim.
Perlu dicatat, kita tentunya bukan menolak secara keseluruhan apa yang datang dari mereka, hanya saja Islam menjadi standar nilai, menjadi ukuran dan timbangan dalam menilai apakah yang datang dari mereka itu layak atau nggak buat kita lakukan sebagai remaja Islam.
Menjadi Pribadi Gaul Di Hadapan Allah                                                                  
Pra-syarat pertama dan yang utama jika kita mau menjadi remaja Islam yang Gaul Abis di hadapan Allah Swt, kita harus benar-benar memahami siapa kita, darimana kita dan mau kemana kita. Dan ternyata, -seperti yang sudah disampaikan pada materi sebelumnya-, bahwa kita adalah ‘Abdullah. Lho? Ko merubah-rubah nama orang? Tenang, maksudnya ‘Abdullah itu Hamba Allah. Heheh.. Jadi maksudnya, hidup serta kehidupan kita harus sesuai dengan apa yang Allah tentukan sebagai hamba-Nya. Segala aktivitas hidup dan kehidupan kita, kita peruntukan dalam rangka beribadah kepadaNya. Karena kita berawal dari Allah; Allah-lah yang menghidupkan kita. Dan akhirnya, kepada Allah jualah kita akan kembali.
Terus, Gaul menurut Islam itu seperti apa? Gaul menurut Islam bukan menolak mentah-mentah apa yang datang dari luar, melainkan dapat bersikap bijak dalam menimbang segala sesuatu dengan ukuran Islam itu sendiri. Sehingga pada prakteknya, bisa memilah serta memilih apa yang boleh dan nggak boleh kita terima. Apapun itu dan dimanapun itu. Setelah kita bisa menimbang dan mengukur, maka kita akan bisa memposisikan sikap kita kepada sesuatu yang dianggap mutakhir itu Sob. Gampang kan? 
Adapun Remaja Islam dikatakan Gaul di Hadapan Allah Swt, bukan yang hanya bisa menerima sesuatu dari luar dan mengabaikan hal penting dalam hidupnya (Ajaran islam). Tetapi Remaja Islam yang GAUL dihadapan Allah itu selalu:
Pertama; Gaul dengan Allah, mengapa Gaul dengan Allah? Karena Allah adalah Rabb kita. Karenanya kita kudu GAUL denga Allah. Prakteknya dengan berbagai cara taqarrub (mendekati-Nya) yang sesuai dengan Ajaran Islam. Karenanya kita wajib mengenali Allah dari segala aspeknya (Ma’rifatullah). Baik dari memahami Rububiyah-Nya; bahwa hanya Allah satu-satu-Nya Dzat yang mencipta alam raya. MemahaniUluhiyah-Nya; bahwa hanya Allah satu-satu-Nya Dzat yang berhak diibadahi dan disembah. Serta memahami ‘Asma wa Shifat-Nya; bahwa Allah memiliki nama-nama Indah serta sifat-sifat mulia yang hanya dimiliki-Nya. Dengan begitu, kita tahu hak dan kewajiban kita terhadap Allah. Semakin kita Gaul dengan Allah, maka kita akan semakin Gaul Abis dihadapan-Nya. Semakin Gaulnya gimana? Tentunya menjadi pribadi yang dekat dengan-Nya, melaksanakan seluruh perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya alias bertaqwa. Lanjut!
Kedua; Gaul dengan Rasulullah, Gaul dengan Rasulullah bukan berarti kita minta bantuan Doraemon dengan pintu kemana sajanya atau dengan mesin waktunya agar bisa masuk ke jaman Nabi Muhammad Saw. Bukan itu! Maksudnya kita memahami Rasul dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau (ma’rifatur Rasul bi ihyais sunnatihi), yaitu segala perkataan, perbuatan, sifat serta sikap diamnya terhadap perbuatan para sahabatnya; yang kemudian kita mengikutinya dengan konsisten. Karena tanda kita cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti segala sunnah-sunnah beliau. Dengan mengikuti sunnah-sunnah beliau, kita berarti telah berupaya untuk dekat dengan beliau. Meskipun kita tidak pernah sejaman, namun kita tetap Gaul dengannya dengan memahami serta mengikuti sunnah-sunnah beliau tersebut. Next!
Ketiga; Gaul dengan Islam, Maksudnya kita GAUL dengan Islam berarti kita mempelajarinya; memahaminya secara Kaffah (universal) dari sumber yang sharih (jelas) dan shahih (benar) dari Al Qur’an dan As Sunnah kemudian mengamalkan dan mendakwahkannya. Semakin kita Gaul dengan Islam, maka semakin Gaul juga kita di hadapan Allah. Karena ketika kita GAUL dengan Islam, kita akan semakin memahaminya dan menikmatinya. Lho ko menikmati? Ya jelas, karena Islam merupakan sebuah kenikmatan. Seseorang yang diberikan kemudahan dalam bergaul dan menjalankan Islam berarti Allah telah memberinya kenikmatan yang begitu Gedhe. Bahkan Remaja yang Gaul dengan Islam sedari kecil, Allah masukkan ia kedalam tujuh golongan yang Allah beri naungan di Hari yang tiada lagi Naungan selain dari-Nya (hari Kiamat). Emang gak nikmat tuh punya keutamaan kayak gitu?
Dengan ketiga tahapan itu, remaja Islam telah melakukan tahapan buat jadi Remaja Gaul di hadapan Allah Swt. Jika selama ini yang anggap kita Gaul dengan mengikuti penampilan dan pola hidup para Seleb, maka dalam Islam yang Gaul itu dengan mengikuti pola hidup Nabiyullah Muhammad Saw. Dari mulai tidur hingga tidur kembali. Dimulai tidurnya, ibadahnya serta mu’amalahnya mencerminkan hasil dari Gaulnya dengan ketiga tahapan diatas; Gaul dengan Allah, Gaul dengan Rasul-Nya serta Gaul dengan Ajaran Islam.
Jadi, menjadi Remaja Islam yang Gaul Abis di hadapan Allah itu mudah kan Sob? Dengan melakukan tahapan itu -tentunya dengan niat yang tulus ikhlas-, remaja Islam akan tergiring menjadi Pribadi yang Gaul, Gaul Bangetz, Gaul be ge te dan Gaul Abis di hadapan Allahu Tabaraka wa Ta’ala. Penampilannya, tutur katanya, perilakunya serta segala amal perbuatannya akan mencerminkan Remaja yang Gaul dihadapan Allah. Karena apa yang dia lakukan sesuai dengan apa yang diinginkan Allah, sesuai dengan sunnah Nabi-Nya dan sejalan dengan ajaran Agama-Nya.
Jika Remaja yang Ngorea abis, Boyband punya, Rokers bangetz dan Nyeleb be ge te,  punya Gejet terbaru, layarnya toch-skrin, maen Be-be-eman en android, kalo ngomong selalu merujuk kamus Lebay bin Alay, seperti; Ciyus, miapa, enelan, kamsupay dan sebagainya dibilang GAUL BANGET dihadapan mereka. Maka bagi kita Remaja Islam; yang selalu berjama’ah di Masjid, Ikut Ta’lim, Menghafal Al Qur’an, Shaum Sunnah, Mendirikan Shalat Malam, Tutur katanya sopan dengan senantiasa menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sandaran dalam berbicara dan bersikap, Berjilbab Panjang dan Lebar, Menebarkan salam dan sebagainya itu juga layak dibilang GAUL ABIS di Hadapan Allah Swt.
Karena ternyata Gaul itu tergantung ukuran. Mau pake ukuran Islam yang bersifat jelas, tetap dan tidak berubah-ubah disetiap waktu dan tempat manapun (Tsubut Likulli Zaman wa Makan) dengan melahirkan Para Generasi dan Dinasti Islamy yang mampu menciptakan momentum. Atau mau pake ukuran Jaman yang berubah-ubah dengan konsekwensi melahirkan Para Dinasti dan Generasi Alay bin Lebay karna GE-JE Abis yang senantiasa terbawa momentum Jaman? []  Walllahu a’lam Bish Shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar